Network
PR SURABAYA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap data mengejutkan. Pasalnya, Kota Surabaya menempati posisi tertinggi dalam jumlah pengaduan dugaan korupsi ke KPK di Jawa Timur selama periode 2020-2024.
Dalam data yang ditunjukkan KPK saat berada di Gedung Grahadi, pengaduan dugaan korupsi di Surabaya tercatat sebanyak 343 kasus. Angka ini melampaui jumlah aduan di kota atau kabupaten lain di Jatim.
Wali Kota Eri Cahyadi Membela Diri
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi langsung melakukan klarifikasi atas aduan dugaan korupsi tersebut. Menurutnya, Surabaya itu tidak hanya Pemkot Surabaya. Tapi ada instansi lain yang berkantor di Surabaya. Baik Kementerian, Lembaga, maupun Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Eri Cahyadi lantas membuka data Monitoring Center for Prevention (MCP). Menurut Eri, Pemkot Surabaya meraih nilai 97, peringkat satu se-Jawa Timur pada tahun 2023.
“Surabaya pengaduan tertinggi itu Kota Surabaya loh, bukan Pemkot-nya. Instansi di Surabaya itu banyak, ada pemkot, ada kementerian di sini, lembaga juga di sini, provinsi juga di sini. Itu masuk Kota Surabaya, tapi kalau pengaduan Kota Surabaya, tidak begitu, lihat MCP-nya Surabaya berapa? Nomor satu, SPI-nya 79,” ungkap Eri Cahyadu, Jumat 14 Juni 2024.
Selain MCP, menurut Eri, KPK sebelumnya juga menunjukkan hasil Survei Penilaian Integritas (SPI) Pemkot Surabaya di tahun 2023. Dari hasil survei tersebut, pemkot meraih angka yang memuaskan, yakni 79,57 persen (warna hijau) terjaga.
Eri memastikan, jumlah aduan dugaan korupsi di lingkungan Pemkot Surabaya tidak sebanyak itu. Akan tetapi, ada beberapa aduan yang masuk, namun jumlahnya sedikit.
“Ada, tapi sedikit jumlahnya. Sekitar 30an berapa gitu,” katanya.
Ketua RW di Surabaya Dilaporkan ke KPK
Wali kota Surabaya yang akrab disapa Cak Eri Cahyadi itu mengungkapkan, kebanyakan aduan dugaan korupsi yang masuk, adalah terkait percepatan pelayanan. Bahkan, juga ada ketua RW yang dilaporkan ke KPK.
