Network
PR SURABAYA - Polda Jawa Timur terus mendalami kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang melibatkan seorang polisi wanita (polwan) yang membakar suaminya hingga tewas di Mojokerto.
Kasus ini melibatkan Briptu FN sebagai tersangka yang membakar suaminya, Briptu RDW. Penyidikan terbaru mengikutsertakan sejumlah saksi serta ahli psikologi forensik dan psikiater untuk mengungkap motif dan latar belakang peristiwa tersebut.
"Saksi yang diperiksa dalam kasus KDRT ini sebanyak lima orang. Saat ini ada lima saksi dan dua ahli, yakni ahli psikologi forensik dan psikiater," kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Dirmanto, pada Senin, 10 Juni 2024.
Dirmanto menjelaskan bahwa hasil pendapat dari para ahli masih dirahasiakan dan tidak dapat disampaikan secara rinci kepada publik. Hal ini, menurutnya, adalah untuk menjaga privasi terkait kasus tersebut.
"Terkait dengan kasus KDRT ini ada undang-undang yang mengatur yakni pasal 3. Di situ disebutkan ada kamar privasi, tidak semua mens rea, tidak semua actus reus itu bisa diungkap di media. Tolong itu bisa dipahami, ada hak privasi terkait dengan kasus KDRT pasal 3," jelasnya.
Sebelumnya, Dirmanto sempat menyebut bahwa Briptu FN merasa jengkel dengan suaminya karena gaji yang diterima digunakan untuk berjudi online. Namun, Dirmanto menolak untuk memberikan keterangan lebih lanjut terkait hal tersebut.
Kini, Briptu FN telah ditetapkan sebagai tersangka dan dilakukan penahanan. Ia mendapatkan perlakuan khusus dan saat ini ditahan di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim.
