Gagas Surabaya Techno and Culture Centre
Untuk mendapat dukungan parpol, Richard bakal menawarkan program Surabaya Techno and Culture Centre. Program ini terinspirasi dengan Kota Solo yang memiliki Solo Techno Park.
Namun mengingat Surabaya memiliki akar budaya yang kuat, Richard menyempurnakan program itu dengan culture, sehingga menjadi Surabaya Techno and Culture Centre.
"Selain seperti Solo Techno Park, saya juga ingin membuat Surabaya ini punya taman kebudayaan. Dari situ pelaku-pelaku seni lebih dihargai, bisa mengekspresikan dirinya, bisa mengembangkan bakatnya, namun kita juga mendorong digitalisasi," terang Richard.
"Untuk ke depannya mungkin Insya Allah bisa direstui (parpol-parpol, red)," sambung Richard.
Alasan PSI Dukung Richard Ketimbang Eri Cahyadi
Sementara itu, Ketua PSI Dion Marcellino mengungkapkan kekecewaannya dengan kepemimpinan Eri Cahyadi, Wali Kota Surabaya saat ini. Ia pun membandingkan saat Surabaya dipimpin Tri Rismaharini.
"Sewaktu Bu Risma, Surabaya itu bisa dibilang sangat bersih, pembangunan infrastrukturnya juga bagus. Kita nginjak rumput di Taman Bungkul saja dimarahi. Sekarang kayak dibiarin saja," kata Dion mencontohkan.
Ia juga kecewa dengan Pemkot Surabaya dalam penanganan banjir. Menurut Dion, pembangunan gorong-gorong di Surabaya tidak tuntas, sehingga menimbulkan titik banjir baru.
"Seperti di rumah saya itu di daerah Simo, dulu jarang banjir sekarang sering banjir. Jadi ada semacam penurunan kinerja wali kota," ungkap Dion.
Karena itu, lanjut Dion, PSI berharap besar kepada Richard. Jika nantinya mendapat dukungan maju Pilwali Surabaya 2024 dan terpilih, ia berharap kebutuhan para pelajar dan Gen Z tidak ditinggalkan.
"Kita ini punya minat besar, tapi wadah yang kurang. Tadi bicara dengan Mas Richard saya mendapat feed back yang besar soal culture dan revolusi industri. Kami memandang Mas Richard ini menjadi sosok yang dibutuhkan (pelajar),"