PR SURABAYA - Pemerintah Kota Surabaya telah mengambil langkah signifikan untuk meningkatkan infrastruktur kota dengan memasang 3.000 unit Lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) baru tahun ini.
Langkah ini sebagai bagian dari komitmen untuk menyediakan penerangan yang memadai bagi seluruh warga kota.
Menurut Ketua Tim Kerja Penyediaan Prasarana Transportasi Dishub Surabaya, Yudi Purnomo, proses pemasangan PJU sedang berlangsung di berbagai wilayah Surabaya.
Baca Juga: Besok Diresmikan, Pemkot Luncurkan Fasilitas Jeep dan Becak Listrik di Wisata Surabaya Kota Lama
"Kami sedang memasang sekitar 3.000 titik PJU di berbagai area, termasuk Surabaya pusat, selatan, barat, dan utara," ujar Yudi.
Proyek ini meliputi sejumlah lokasi strategis seperti Bratang Gede, Keputran, Kaliasin, Banjar Sugihan, dan Perak.
Saat ini, progres pemasangan telah mencapai tahap hampir 90 persen, dengan target penyelesaian seluruhnya diharapkan pada akhir tahun ini.
Baca Juga: Ojo Sampek Ketinggalan Rek! Blusukan Wisata Surabaya Kota Lama Hadir Lagi dengan Acara Love Suroboyo
Yudi tidak menjelaskan secara rinci anggaran yang disediakan untuk proyek ini, mengingat biaya pemasangan bervariasi tergantung lokasi.
Namun, pemerintah kota menegaskan komitmennya untuk menyelesaikan proyek ini tepat waktu demi kenyamanan dan keamanan warga Surabaya.
Dengan inisiatif ini, Pemkot Surabaya berharap dapat meningkatkan kualitas hidup warga dan menciptakan lingkungan yang lebih terang dan aman di seluruh kota.
Baca Juga: Arek Suroboyo Wajib ke Sini! Gedung Internatio Dibuka untuk Umum Meriahkan Wisata Surabaya Kota Lama
Sementara itu, besok Kamis 27 Juni 2024 Wisata Surabaya Kota Lama siap diresmikan.
Hal itu juga sekaligus menghidupkan kembali sejarah dan kebhinnekaan.
Langkah ini tidak hanya menandai kebangkitan sejarah kota, tetapi juga semangat kebhinnekaan melalui revitalisasi komprehensif yang mencakup lansekap, pencahayaan, jalur pejalan kaki, dan restorasi bangunan bersejarah.
Baca Juga: Ada Rencana ke Wisata Surabaya Kota Lama? Bisa Naik Jeep City Tour Loh, Ini Rute dan Jadwalnya
Irvan Wahyudrajad, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya (Bappedalitbang), menekankan bahwa revitalisasi ini bertujuan untuk menjaga dan mempromosikan warisan kultural kota.
"Kawasan ini direncanakan menjadi destinasi wisata sejarah, pendidikan, kuliner, dan religi yang menarik," ujarnya.
Zona-zona Bersejarah yang Menyatu dalam Keharmonisan Budaya
Kota Lama Surabaya terbagi menjadi empat zona utama yang mencerminkan warisan sejarahnya: Arab, Eropa, Melayu, dan Pecinan.
Selama masa kolonial Belanda, kawasan ini menjadi pusat perdagangan dan budaya, tempat berdampingannya berbagai etnis seperti Arab, Eropa, Madura, Melayu, Jawa, dan Tionghoa.
Revitalisasi ini tidak hanya bertujuan untuk menarik wisatawan dan memacu pertumbuhan ekonomi lokal, tetapi juga untuk mempertahankan harmoni dan toleransi yang telah menjadi ciri khas Surabaya selama berabad-abad.
Dengan langkah ini, Surabaya berharap untuk menghidupkan kembali gemerlap sejarahnya dan mendorong apresiasi akan keanekaragaman budaya yang kaya di tengah masyarakat lokal maupun internasional.***