PR SURABAYA - Masyarakat Jawa dikenal memiliki sejumlah mitos seputar Bulan Muharram, terutama malam 1 Suro.
Mitos-mitos ini diwariskan dari generasi ke generasi, dari nenek moyang hingga anak-cucu, dan tetap dipercaya oleh sebagian masyarakat hingga kini.
Berikut adalah empat mitos yang sering beredar pada malam 1 Suro:
1. Larangan Menggelar Hajatan
Salah satu mitos yang paling dikenal adalah larangan untuk menggelar hajatan, seperti pernikahan, pada Bulan Suro.
Mereka yang mempercayai mitos ini yakin bahwa mengadakan hajatan pada bulan ini akan membawa kesialan bagi keluarga.
Meski begitu, ada juga yang tidak mempercayainya dan beranggapan bahwa larangan tersebut sebenarnya untuk menghormati ritual-ritual keraton yang berlangsung pada malam 1 Suro.
Baca Juga: Grebeg Suro 2024, Ini Rute Perjalanannya dari Surabaya
2. Ritual Tapa Bisu
Ritual Tapa Bisu merupakan tradisi yang masih dilakukan oleh sebagian masyarakat Yogyakarta setiap malam 1 Suro.
Ritual ini melibatkan berjalan mengelilingi benteng Keraton Yogyakarta tanpa berbicara satu kata pun. Selama ritual, peserta juga dilarang makan, minum, dan merokok.
Tapa Bisu dipercaya sebagai bentuk meditasi dan penyucian diri.
Baca Juga: Grebeg Suro 2024 Berpotensi Meningkatkan Ekonomi Ponorogo
3. Larangan Pindah Rumah
Mitos lain yang juga dipercaya adalah larangan pindah rumah pada Bulan Suro.
Masyarakat Jawa meyakini bahwa bulan ini bukanlah waktu yang baik untuk pindah rumah, karena diyakini dapat membawa nasib buruk.
4. Pesta Makhluk Halus
Malam 1 Suro juga sering dikaitkan dengan pesta makhluk halus.
Mitos ini menyebutkan bahwa makhluk halus keluar pada malam yang keramat ini, sehingga masyarakat dianjurkan untuk tidak keluar rumah pada malam 1 Suro demi menghindari gangguan dari makhluk halus tersebut.
Kepercayaan terhadap mitos-mitos ini mencerminkan kekayaan budaya dan tradisi Jawa yang terus hidup dan diwariskan.
Meskipun tidak semua orang percaya, mitos-mitos tersebut tetap menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Jawa, memberikan warna dan makna tersendiri dalam setiap perayaan Bulan Suro.***